Kunjungan Kedua

Exif_JPEG_420
Exif_JPEG_420

KALI kedua kami menengok Isa, 23 Agustus 2019. Kali ini tak sedramatis yang pertama, 12 Agustus. Mungkin karena jarak jedanya tak lama. Kalau yang pertama, kami harus menunggu 41 hari, terhitung sejak Isa masuk pondok. Sementara yang kedua, terhitung dari kunjungan pertama, hanya selang 11 hari. Continue reading “Kunjungan Kedua”

Lengang

IMG-20190824-WA0020

LENGANG. Malam Minggu terasa sunyi. Istri kembali sibuk dengan aktivitas barunya, kuliah daring. Sementara saya, cuma duduk-duduk malas, bersanding teh manis racikan Rahma. Isa jangan ditanya lagi apa sekarang, yang jelas ia berada di tengah para pendaras kitab. Lantas Rakai! Nah itu, malam ini ia menginap di rumah sahabat karibnya, Stephen, di kompleks Bukit Kencana, Tembalang. Continue reading “Lengang”

Tahlilan

IMG-20190607-WA0007

ENTAH, kisah Syaikh Datuk Abdul Jalil dan dukuh Lemahbang begitu melekat dalam benak saya. Masih jelas di pelupuk mata rumah-rumah di Lemahbang, di Kecamatan Miri, Sragen, dan juga paparan KH Agus Sunyoto di sebuah mauidhoh hasanah. Tersebutlah bahwa Syaikh Datuk Abdul Jalil menyusun formula doa sebagai pegangan pengikutnya di Lemahbang. Suatu formula amalan doa, mulai dari surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, ayat-ayat al-Baqarah, ayat kursi, dan seterusnya, untuk menghindari pengaruh jahat bangsa Jin. Continue reading “Tahlilan”

Lemahbang

Exif_JPEG_420

ADALAH Syaikh Siti Jenar, dan kontroversiallah yang menyelimuti tokoh ini. Ia adalah putra Syaikh Datuk Sholeh, ulama dari Malaka. Syaikh Siti Jenar merupakan penyebar konsep manunggaling kawula-gusti, sebuah gagasan tempo itu yang mengubah konsep feodalistik. Sang syaikh membuka pedukuhan atau hunian-hunian baru yang egaliter, kesetaraan antara kawula-gusti, yang disebutnya sebagai Lemah Abang di beberapa tempat dari Banten hingga Banyuwangi. Continue reading “Lemahbang”

GIRI

Exif_JPEG_420

Remaja laki-laki, 16 tahun, pada suatu sore, menjelang magrib, ditemani oleh sang ibu angkat, Nyai Pinatih, menunggu Sunan Ampel di gazebo samping masjid Pesantren Ampeldenta. Remaja itu tak lain ialah Jaka Samudra alias Raden Paku, yang bermaksud hendak mendaftar diri sebagai santri Sunan Ampel. Sang sunan lagi tak di pesantren. Mereka menunggu. Continue reading “GIRI”