KALI kedua kami menengok Isa, 23 Agustus 2019. Kali ini tak sedramatis yang pertama, 12 Agustus. Mungkin karena jarak jedanya tak lama. Kalau yang pertama, kami harus menunggu 41 hari, terhitung sejak Isa masuk pondok. Sementara yang kedua, terhitung dari kunjungan pertama, hanya selang 11 hari. Continue reading “Kunjungan Kedua”
Lengang
LENGANG. Malam Minggu terasa sunyi. Istri kembali sibuk dengan aktivitas barunya, kuliah daring. Sementara saya, cuma duduk-duduk malas, bersanding teh manis racikan Rahma. Isa jangan ditanya lagi apa sekarang, yang jelas ia berada di tengah para pendaras kitab. Lantas Rakai! Nah itu, malam ini ia menginap di rumah sahabat karibnya, Stephen, di kompleks Bukit Kencana, Tembalang. Continue reading “Lengang”
Bertirakat
MEMANG cengeng. Saya benar-benar tak kuasa membendung air mata yang terus merembes dari dalam. Rakai dan Rahma melihat itu. Mereka berhasil menangkap mata saya basah, ketika Isa dengan suara sedu sedan meminta saya untuk selalu membacakan al-fatihah seusai salat fardu. Continue reading “Bertirakat”
Jangan!!!
KAMIS, 25 Juli 2019. Hari sudah terang, seperti biasa setiap hari Kamis, kami, CMid Semarang, berkumpul. Dan dalam kesempatan itu, kami kembali menyusuri Hutan Penggaron, hutan kota Ungaran. Continue reading “Jangan!!!”
[149]
Lagi-lagi Ellen Kristi bertanya, dan memang pertanyaannya ini luput dari perhatian saya: “Apakah pekerjaan kita selama ini tetap bisa mengembangkan kepribadian?” Continue reading “[149]”
Nahdlatul Ulama
KEYAKINAN Nabi Muhammad saw sebagai manusia biasa itulah yang dihidupkan dengan sangat fanatik oleh mazhab Wahhabi di Madinah, dan kemudian gerakan Wahhabi ini meluas ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Continue reading “Nahdlatul Ulama”
Tahlilan
ENTAH, kisah Syaikh Datuk Abdul Jalil dan dukuh Lemahbang begitu melekat dalam benak saya. Masih jelas di pelupuk mata rumah-rumah di Lemahbang, di Kecamatan Miri, Sragen, dan juga paparan KH Agus Sunyoto di sebuah mauidhoh hasanah. Tersebutlah bahwa Syaikh Datuk Abdul Jalil menyusun formula doa sebagai pegangan pengikutnya di Lemahbang. Suatu formula amalan doa, mulai dari surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, ayat-ayat al-Baqarah, ayat kursi, dan seterusnya, untuk menghindari pengaruh jahat bangsa Jin. Continue reading “Tahlilan”
Lemahbang
ADALAH Syaikh Siti Jenar, dan kontroversiallah yang menyelimuti tokoh ini. Ia adalah putra Syaikh Datuk Sholeh, ulama dari Malaka. Syaikh Siti Jenar merupakan penyebar konsep manunggaling kawula-gusti, sebuah gagasan tempo itu yang mengubah konsep feodalistik. Sang syaikh membuka pedukuhan atau hunian-hunian baru yang egaliter, kesetaraan antara kawula-gusti, yang disebutnya sebagai Lemah Abang di beberapa tempat dari Banten hingga Banyuwangi. Continue reading “Lemahbang”
GIRI
Remaja laki-laki, 16 tahun, pada suatu sore, menjelang magrib, ditemani oleh sang ibu angkat, Nyai Pinatih, menunggu Sunan Ampel di gazebo samping masjid Pesantren Ampeldenta. Remaja itu tak lain ialah Jaka Samudra alias Raden Paku, yang bermaksud hendak mendaftar diri sebagai santri Sunan Ampel. Sang sunan lagi tak di pesantren. Mereka menunggu. Continue reading “GIRI”
[148]
Berleleran keringat. Bukan karena terik yang memanggang, melainkan jalanan menanjak yang mesti ditempuh. Itulah kemarin pagi, rombongan CMid Semarang menikmati belaian matahari di atas Hutan Penggaron. Continue reading “[148]”